Life-changing Experience: Menjadi Jurnalis ITS

10641283_750522898319097_3791604042997384474_n

Setiap kampus pastilah melakukan berbagai upaya untuk membangun citra yang baik. Pemanfaatan media menjadi salah satu cara utama untuk mencapai itu. Melejitkan popularitas dan mengenalkan kepada Indonesia bahkan dunia, tentang eksistensi ITS sebagai kampus teknik dibilang merupakan salah satu hal yang amat penting.

Berita-berita mengenai prestasi, kegiatan, hingga kebijakan di kampus ITS secara terus menerus bermunculan di halaman its.ac.id. Tak hanya secara online, para pelaku berita tersebut mengemas setiap kisah ITS ini kedalam bentuk cetak berupa majalah yang dinamai ITS Point. Juga sesekali menulis buku sebagai bentuk tanggung jawab atas fungsinya sebagai pers, yaitu mengabadikan peristiwa. Buku-buku yang pernah ditulis oleh mereka meliputi sejarah ITS, catatan 25 mahasiswa berprestasi, hingga profil mengenai mobil-mobil buatan mahasiswa ITS.

Mereka adalah Reporter ITS Online. Sudah pernah dengar ITS Online sebelumnya? Kebanyakan orang akan bertanya, “Apakah itu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)?” Jelas bukan. Biar saya ceritakan ya!

ITS Online merupakan media resmi kampus ITS. Bersama ITS TV, sebagai ITS Media Center yang berada langsung dibawah Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program (BKPKP) selaku Hubungan Masyarakat (Humas) ITS. Posisinya yang sedemikian resmi namun diisi oleh para mahasiswa, maka bisa dibilang menjadi Reporter ITS Online itu semacam bekerja dalam lingkup semi-profesional. We work, we get paid.

Ada banyak alasan kenapa saya menganggap bahwa pengalaman menjadi jurnalis kampus merupakan salah satu Life-changing experience. Dari awal masuk ke ITS pada Agustus 2013 dan resmi menjadi reporter ITS Online pada Desember 2013, terhitung sudah 9 bulan saya menjadi mahasiswa sekaligus jurnalis kampus. Tidak bisa dipungkiri, banyak sisi dari kehidupan kampus saya berjalan mulus dikarenakan kegiatan dan predikat saya sebagai Reporter ITS Online. Kalau dipaparkan satu-satu:

  1. Pesona CV naik 99%
    Tulisan “Reporter ITS Online” yang berada di kolom Working Experiences dalam CV saya nampaknya makin mempercantik CV. Betapa tidak, mulai dari daftar kepanitiaan suatu acara hingga beasiswa yang seleksinya sangat kompetitif seakan ditembus dengan ringan oleh CV yang saya rangkai selama bertahun-tahun ini. Tak jarang, di sesi wawancara, mereka selalu menanyakan dengan antusias perihal profesi saya yang justru tidak ada kaitannya dengan status saya sebagai mahasiswa teknik.
  2. Relasi kenceng!
    Salah satu aset hidup yang saya anggap mahal adalah relasi. Karena ITS Online merupakan media kampus, dimana saya fokus meliput segala bentuk kegiatan kampus serta berbagai macam prestasi nasional-internasional, saya selalu dipertemukan dengan orang-orang inspiratif. Hal tersebut jelas adanya. Keseharian saya mewawancarai para pemenang kompetisi, innovator, para aktivis, petinggi ormawa, hingga birokrasi. Orang-orang yang menempati posisi strategis kampus ini dengan mudahnya saya temui, berbincang, bertukar pikiran, bahkan hingga terjalin hubungan baik dalam waktu yang lama.
  3. Up to date
    Ini bagian seru. Setiap pekan, ada yang namanya rapat redaksi. Momen dimana para reporter dan redaktur beserta koordinator liputan berkumpul untuk mem-plot berita. Disini informasi dari ujung kampus ITS timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, barat laut, utara, timur laut terkumpul. Saling melaporkan dan berburu berita. Biasanya reporter memilih acara yang sesuai passion-nya. Misal, saya cenderung sering meliput kegiatan-kegiatan yang bertemakan sosial politik di kampus, atau hal-hal yang berbau internasional. Ada juga reporter yang hobi hunting sertifikat workshop atau seminar, secara workshop semahal apapun bisa kita masuki gratis karena status kita yang merupakan pers kampus :D. Disini kita jadi tahu lebih dulu mengenai kegiatan-kegiatan apapun!
  4. Berwawasan luas
    Tidak ada sejarahnya seorang pelaku media tidak berwawasan. Knowledgeable ini gengsi utama seorang jurnalis. Bayangkan saja, seorang jurnalis kampus yang berkuliah di jurusan desain harus meliput acara workshop yang membahas materi mengenai inovasi bio-material misalnya. Tentu dalam menulis berita, jurnalis tersebut harus melakukan riset mengenai materi terkait. Secara terus menerus mengenal hal baru, wawasan baru dan pola pemikiran baru mengenai suatu subjek. Kebiasaan ini setidaknya bisa memperkaya khazanah pemikiran dan semakin memperkaya pengetahuan.
  5. Lebih Open-minded
    Berpikiran terbuka membebaskan kita untuk menerima hal baru dan melihat sesuatu dari banyak sisi. Pikiran yang terbuka dapat meminimalisasi ketimpangan antara ekspektasi dan kenyataan, sehingga penting untuk memiliki karakter ini. Wawasan yang luas akan mengantarkan kita pada kondisi ini. Selain itu, kebiasaan bertemu dengan orang yang ideologinya berbeda-beda juga akan membiasakan kita untuk lebih open-minded.
  6. Kemampuan Interpersonal oke
    Salah satu kemampuan yang penting bagi seseorang untuk bisa survive dalam kehidupan bersosial adalah kemampuan interpersonal. Kemampuan memahami orang lain ini sangat bermanfaat agar kita bisa menjalin hubungan baik dan cepat mengerti situasi atau paparan orang lain. Terbiasa bertemu orang yang macam-macam, mendapati peristiwa yang macam-macam pula menjadikan kita semakin sensitif dalam mengenal psikis manusia. Sensitifitas ini juga bisa membantu kita cepat menentukan sikap dan gesture. Sedikit banyaknya pasti mempengaruhi karisma kita 😉
  7. Bisa menulis dengan baik
    Saya tidak tulis “jago nulis”, karena menulis tulisan jurnalistik dan tulisan lainnya akan sangat berbeda. Namun setidaknya kita dipaksa untuk me-re-pattern pikiran kita terhadap sesuatu (dalam hal ini liputan berita) kedalam bentuk tulisan yang memenuhi kode etik jurnalistik dan aturan penulisan ITS Online. Kebiasaan yang dapat mengasah kemampuan berpikir sistematis dan memperkaya kosa kata. Ini hal utama yang saya kejar. Motivasi saya di awal ketika memutuskan untuk menjadi jurnalis kampus adalah membiasakan menulis. Hampir semua recruitment apapun, beasiswa, kompetisi, dan akademik pastinya mengharuskan mahasiswa untuk menulis. Lagi pula menurut saya, mahasiswa memang harus bisa menulis.
  8. Become a positive energy!
    Ini maksudnya apa? Ada satu rahasia yang belum diketahui oleh saya sebagai reporter junior, yaitu kriteria recruitment-nya. Tapi, mengenal rekan-rekan kantor ITS Online, mereka itu orang-orang luar biasa. Tipikal mau berjuang, jujur, berdedikasi tinggi, dan berpikiran terbuka. Berada diantara mereka, rasanya seperti di-charge! Ada semacam energi positif yang membuat tubuh lebih segar setelah mungkin seharian bersinggungan dengan berbagai gelombang energi yang banyak membuat eosional*terlalu metafisik, maaf, saya empath*. Berada di lingkungan prestatif juga banyak memberikan energi positif ini. Sesuatu yang unexplainable memang, tapi ini berpengaruh besar terhadap semangat saya khususnya.

Delapan poin yang cukup banyak mengubah hidup saya. Seandainya saya harus membayangkan kehidupan kampus saya dari nol tanpa aktivitas ini, entahlah. Saya banyak bersyukur dan banyak berterimakasih kepada semua orang yang telah mendukung saya serta menyemangati saya untuk terus berkarya sebagai jurnalis kampus ITS.

Teringat kepada salah seorang yang paling berjasa, redaktur pembimbing saya ketika OJT, beliau selalu mengingatkan, “Jika kamu ingin keluar dari ITS Online, pikirkan seribu kali.”

IMG_2919 b

Ilmi Mayuni Bumi
Teknik Material dan Metalurgi ITS 2013
Reporter ITS Online

4 thoughts on “Life-changing Experience: Menjadi Jurnalis ITS”

  1. Assallamuallaikum..
    salam kenal..
    saya adalah wartawan kampus dari Universitas Sriwijaya Palembang..
    baru di wisuda kemarin agustus dan skrg lg di jakarta utk mengadu nasib menjadi jurnalis..
    bisa mohon bantuan info dan lokernya ga..
    terima kasih byk..

    1. Waalaikumsalam, salam kenal!
      Selamat atas kelulusannya ya, bung Teddy
      saya sendiri mahasiswi teknik yang kebetulan berkecimpung di dunia jurnalistik internal kampus. Untuk loker saya tidak begitu banyak tahu, tapi Kak Teddy bisa searching internet atau langsung mengontak media cetak/elektronik. Semangat!

Leave a reply to ilmibumi Cancel reply