Pidato Wisudawan Terbaik, Memukau tetapi Sekaligus “Menakutkan”

Ini dia! Alasan sesungguhnya dari pelajar yang selama ini dikenal malas dan tukang main, beberapa dari mereka (pelajar tukang ‘main’ dan jarang ‘belajar’) sudah menyadari SISTEM yang hanya mencetak ‘budak-budak’, salah orientasi, dan sistem yang hampir tidak mengajarkan apa-apa, mereka lebih memilih mengembangkan soft skills mereka sebagai bekal hidup, memperluas jaringan, membuka pikiran pada masalah sebenarnya yang ada di lingkungan, dan bukan sibuk pada buku ‘kaku’ hanya untuk meraih nilai tinggi atau sekadar untuk lulus. Mereka orang-orang kritis yang tidak banyak ditemui, kontras, tidak bisa ‘terbawa’ arus, agen perubahan, sesungguhnya mereka itu REVOLUSIONER.

Catatanku

Setiap acara wisuda di kampus ITB selalu ada pidato sambutan dari salah seorang wisudawan. Biasanya yang terpilih memberikan pidato sambutan adalah pribadi yang unik, tetapi tidak selalu yang mempunyai IPK terbaik. Sepanjang yang saya pernah ikuti, isi pidatonya kebanyakan tidak terlalu istimewa, paling-paling isinya kenangan memorabilia selama menimba ilmu di kampus ITB, kehidupan mahasiswa selama kuliah, pesan-pesan, dan ucapan terima kasih kepada dosen dan teman-teman civitas academica.

Namun, yang saya tulis dalam posting-an ini bukan pidato wisudawan ITB, tetapi wisudawan SMA di Amerika. Beberapa hari yang lalu saya menerima kiriman surel dari teman di milis dosen yang isinya cuplikan pidato Erica Goldson (siswi SMA) pada acara wisuda di Coxsackie-Athens High School, New York, tahun 2010. Erica Goldson adalah wisudawan yang lulus dengan nilai terbaik pada tahun itu. Isi pidatonya sangat menarik dan menurut saya sangat memukau. Namun, setelah saya membacanya, ada rasa keprihatinan yang muncul (nanti saya jelaskan).Cuplikan…

View original post 2,517 more words

Leave a comment